Content blocked following your privacy preferences
This content is not being displayed in order to fullfil your privacy preferences (you didn't accept 'Tracking and performance cookies').
Do you want to see this anyways? You can change your preferences here:
Ampera
PEMANJAAN SELERA MAKANAN - Dr. Ir. Daniel Saputra| AMPERA Eps. 18
Pemanjaan selera makanan merujuk pada kecenderungan atau kebiasaan seseorang yang memanjakan diri dengan makanan yang memuaskan selera tanpa memperhatikan nilai gizi atau dampak kesehatan jangka panjang. Ini melibatkan konsumsi makanan yang kaya akan lemak jenuh, gula, garam, dan kalori tinggi, sering kali dalam bentuk makanan olahan atau makanan cepat saji. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti penjelasan dari Dr. Ir. Daniel Saputra
Related Episodes
Hidup untuk menghidupkan merupakan konteks yang mencerminkan ide dan ajaran tentang bagaiamana seseorang diharapkan untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus untuk memberikan kehidupan, harapan, dan berkat kepada orang lain, dengan fokus pada pelayanan, kasih, dan kepenuhan rohani. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti penjelasan dari Pdt. Olsen Runturambi
Penolakan merupakan respon atau tindakan yang menolak sesuatu atau seseorang. Pastinya penolakan merupakan hal yang dapat menyakitkan. Meskipun penolakan manusia dapat menyakitkan, ada penerimaan yang pasti dari Tuhan. Menghadapi penolakan adalah bagian dari perjalanan rohani dan dapat digunakan sebagai kesempatan untuk tumbuh dalam iman, kasih, dan keteguhan. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti penjelasan dari Pdt. T.F. Tampubolon
"Menggembalakan Ikan merujuk kepada kisah perumpaan yang digunakan Yesus untuk memanggil kita menjadi penggemabala manusia. Dengan mengikuti perintah-Nya dan memberitakan injil kepada semua orang. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti penjelasan dari Prof. Dr. Ir. Daniel Saputra
Iman dan hikmat adalah 2 hal penting dalam hidup yang perlu kita miliki. Hal inilah yang menuntun kehidupan kita dalam memilih siapa yang akan kita sembah mendekati akhir zaman ini. Apakah kita akan tetap setia menyembah Tuhan, atau mengikuti binatang yang telah dinubuatkan? Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti penjelasan dari Michael Manawan