
Wanita Pekerja di Alkitab: Masa Hakim-Hakim
Bagaimana menyeimbangkan hidup sebagai wanita Kristiani yang memiliki keluarga dan bekerja? Mari cari inspirasi dari beberapa tokoh wanita pekerja dalam Alkitab berikut ini.
Feb 2, 2023, 5:05 AM
Seorang wanita bernama Angie memecah kesunyian di dalam sebuah perkumpulan wanita Kristen. “Keluarga saya adalah yang diutamakan, tetapi saya juga ingin melakukan pekerjaan dengan baik di tempat kerja. Jam kerja suami saya dipotong, jadi gaji saya adalah bantuan untuk menyambung hidup keluarga, tetapi saya tidak tahu bagaimana mengatur semuanya.”
Tahukah Anda bagaimana menyeimbangkan hidup sebagai wanita Kristiani yang ingin mengutamakan keluarga, tetapi juga bekerja untuk mencari nafkah? Tidak mudah menjawab, apalagi menjalaninya, bukan? Mari cari inspirasi dari beberapa tokoh wanita pekerja dalam Alkitab berikut ini.
1. Debora
Debora adalah seorang istri dan seorang hakim; dia diundang untuk bergabung dengan tentara dalam pertempuran. Dari semua sebutan sah yang dapat dipilihnya—hakim, nabiah, penyelamat, pendoa syafaat, pemuja—Debora memilih menyebut dirinya sebagai seorang ibu. Dia melihat seluruh Israel sebagai anak-anaknya dan merindukan semua anaknya (harfiah dan kiasan) mengalami kedamaian dan keamanan.
Perhatikan ayat 12 yang mengatakan tidak seorang pun di Israel akan berperang sampai Debora “bangkit.” Bangsa Israel terlalu lelah dan putus asa untuk bertarung. Mereka membutuhkan seseorang untuk mengilhami mereka, dan Tuhan memilih Deborah. Jika dia tidak patuh untuk menanggapi apa yang Tuhan suruh dia lakukan, tidak akan ada yang berubah dalam Bangsa Israel. Dia menggunakan kepercayaan dan otoritas yang telah diberikan kepadanya sebagai hakim untuk menginspirasi Barak untuk membangun pasukan.
Hakim-hakim 5:6-7, 12. Dalam zaman Samgar bin Anat, dalam zaman Yael, kafilah tidak ada lagi dan orang-orang yang dalam perjalanan terpaksa menempuh jalan yang berbelit-belit. Penduduk pedusunan diam-diam saja di Israel, ya mereka diam-diam, sampai engkau bangkit, Debora, bangkit sebagai ibu di Israel…Bangunlah, bangunlah, Debora! Bangunlah, bangunlah, nyanyikanlah suatu nyanyian! Bangkitlah, Barak! dan giringlah tawananmu, hai anak Abinoam!

2. Yael
Jael menunjukkan kehebatannya dalam membangun tenda. Dia menggunakan pasak tenda untuk membunuh musuhnya. Terlalu sering, moral dari cerita ini direduksi menjadi sesuatu yang konyol seperti, "Ya, perempuan itu kuat/hebat!." Apa yang tidak diperhatikan oleh beberapa orang adalah cara Yael yang sangat feminin dalam menaklukkan musuhnya. Dia tidak mendekatinya di medan pertempuran terbuka. Dia menipunya, membuatnya percaya bahwa dia adalah tempat yang aman dan berlindung saat dia menunggu waktunya, pasak tenda dalam jangkauan.
Namun, mungkin yang lebih penting, kisah ini pada dasarnya adalah salah satu belas kasihan Tuhan yang menang atas (dan bahkan melalui) penghakimannya. Deborah dan Yael tidak melakukan apa pun yang menimbulkan rasa bersalah dalam cerita ini — mereka bertindak dengan integritas dan melakukan apa yang Tuhan tuntut dari mereka.
Hakim-hakim 4:9, 21. Kata Debora: ”Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab Tuhan akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh…Tetapi Yael, isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah – sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya – maka matilah orang itu.
3. Rut
Dibanding Debora dan Yael, Rut adalah wanita yang lebih tradisional, menerima misi utamanya sebagai istri dan ibu. Rut sangat ingin bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan Naomi. “Biarkan saya pergi ke lapangan,” dia memohon, dan ketika dia diberi kesempatan untuk bekerja, rekan kerjanya melaporkan bahwa “dia berdiri dari pagi hingga sekarang, tanpa istirahat bahkan sesaat pun” ( Rut 2:7). Karyanya sangat produktif. Ketika dia pulang ke rumah setelah hari pertamanya bekerja dan mencabut jelai dari batangnya, panennya menghasilkan satu efa gandum penuh (Rut 2:17). Ini berjumlah kira-kira lima galon jelai. Baik Allah maupun Boas memuji (dan memberi upah) kepadanya atas iman dan ketekunannya.
Rut 2:5-7, 12. Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: ”Dari manakah perempuan ini?” Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: ”Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti.”...Tuhan kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh Tuhan, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung.”

Meskipun tidak ada solusi universal dalam memberikan dukungan kepada wanita yang sibuk, langkah pertama yang mungkin membantu adalah menemukan rekan doa. Pengalaman doa akan jauh lebih kaya ketika ada mekanisme untuk berbagi permintaan doa satu sama lain.
Wanita yang bekerja juga harus bisa menentukan prioritas. Mempelajari bagaimana melakukan hanya apa yang penting di mata Tuhan, daripada mencoba melakukan semuanya, sangatlah penting. Wanita pada Amsal 31 digambarkan sebagai wanita yang takut akan Tuhan dan karenanya tumbuh subur dalam setiap bidang kehidupannya: pernikahan, anak-anak, aktivitas dan pekerjaan. Model yang luar biasa dalam Kitab Suci ini seharusnya mendorong kita bahwa Tuhan memiliki cara bagi kita untuk berkembang juga.
Referensi:
Block, Daniel. “Ruth and Work.” Theology of Work, 15 May 2013, https://www.theologyofwork.org/old-testament/ruth-and-work.
Dodds, Abigail. “Is Jael a Model Woman? Feminine Fight in a Feminist Age.” Desiring God, 2 July 2022, https://www.desiringgod.org/articles/is-jael-a-model-woman.
Feldhahn, Shaunti. “Women in the Workplace.” Focus on the Family, 4 Apr. 2022, https://www.focusonthefamily.com/parenting/women-in-the-workplace/.
Otten, Pam. “Deborah: Embracing God's Call.” Faithward.org, Reformed Church Press, 12 July 2021, https://www.faithward.org/deborah-embracing-gods-call/#:~:text=Judges%205%3A7%20says%2C%20%E2%80%9C,to%20call%20herself%20a%20mother.
May 16, 2025
Membangun Kebiasaan Baik Melalui Renungan Pagi
Renungan pagi memberi ruang untuk bernapas, merenung, dan mengarahkan hidup dengan lebih sadar. Mari Temukan kekuatan renungan pagi dalam membentuk kebiasaan hidup yang positif dan bermakna. Dari fokus dan ketenangan, hingga kesehatan emosional dan spiritualitas yang kuat—renungan pagi memberi fondasi kokoh untuk menjalani hari dengan damai dan penuh tujuan. Cocok untuk siapa saja yang ingin memperdalam kehidupan rohaninya di tengah kesibukan dunia modern.
Rahab adalah perempuan sundal dari Yerikho yang berani mengambil risiko besar demi iman kepada Allah Israel. Dalam kisah “Rahab – Perempuan Sundal yang Dipilih Allah,” kita melihat bagaimana seseorang dengan latar belakang kelam justru dipakai untuk mengubah sejarah. Kisah ini menyuarakan kekuatan iman, keberanian, dan pilihan yang melampaui stigma sosial.
Bolos sekolah bukan sekadar kenakalan anak, tetapi bisa menjadi sinyal tekanan emosional. Dengan perhatian dan pemahaman yang tepat, orang tua dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu anak kembali ke jalur yang benar. Pelajari bagaimana orang tua dapat mengenali tanda-tanda, membangun komunikasi, dan mendukung anak kembali semangat belajar.
Lagu-lagu rohani anak bukan hanya sekadar nyanyian, tapi juga sarana luar biasa untuk menanamkan nilai-nilai iman dan karakter sejak usia dini. Dengan irama yang ceria dan lirik yang menyentuh, tujuh lagu pilihan ini bisa jadi bagian dari rutinitas harian anak—mulai dari saat ibadah keluarga, ibadah sekolah, hingga waktu santai di rumah. Temukan keindahan pujian yang mampu memperkuat hubungan anak-anak dengan Tuhan dan sesama.
Kisah Onesimus dalam Alkitab adalah bukti bahwa kegagalan dan masa lalu yang kelam bukan akhir dari segalanya. Sekalipun pernah salah langkah, Tuhan tetap bisa mengubahkan hidup siapa saja yang mau bertobat dan kembali kepada-Nya. Dari budak pelarian menjadi saudara seiman, Onesimus menunjukkan bahwa tidak ada yang terlalu jauh untuk dijangkau oleh kasih Tuhan.
Mengajarkan anak menabung sejak kecil adalah investasi jangka panjang yang membentuk karakter, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan melatih mereka untuk mengambil keputusan finansial yang bijak. Kebiasaan ini tidak hanya membantu mereka mengelola uang sejak dini, tapi juga mempersiapkan mental dan keterampilan hidup yang dibutuhkan di masa depan, termasuk menghadapi tantangan ekonomi dan membangun masa depan yang stabil secara finansial.
Ingin anak tumbuh dengan kecerdasan emosional yang kuat? Temukan cara praktis membangun empati, komunikasi, dan kemandirian anak agar siap menghadapi dunia modern. Baca selengkapnya di sini!
Ingin anak tumbuh cerdas dan kreatif? Temukan cara meningkatkan IQ anak dengan nutrisi tepat, kebiasaan membaca, permainan edukatif, aktivitas fisik, dan lingkungan yang mendukung perkembangan otaknya!
Perjalanan jauh terasa lebih nyaman dengan musik yang menenangkan dan penuh makna. Temukan lima lagu pilihan yang cocok untuk menemani perjalanan pulang kampung, nostalgia rumah, atau kecintaan pada Indonesia.
Memangnya Tuhan sedang berperang dalam peperangan rohani untuk kita? Atau kita sedang berjuang sendirian dalam hidup ini? baca ini.