
Hadiah Natal: Asal-Usul, Penerima dan Cara Memberi
Ketika Hari Natal tiba, seringkali kita bertanya, pemberian hadiah natal, penerima dan cara memberinya itu seperti apa. Berikut ini kami bagikan artikel mengenai Hadiah Natal.
Dec 29, 2022, 8:59 AM
Hari Natal, peringatan kelahiran Yesus, identik dengan pembagian kado. Kegiatan ini lumrah dilakukan bukan hanya antar keluarga, tetapi juga antar teman, perkumpulan/komunitas, karyawan perusahaan maupun anggota gereja. Ada yang pandai menyiapkan hadiah; ada juga yang kelewat bingung dan pusing dalam hal membeli hadiah. Anda termasuk dalam kategori yang mana?
Dalam artikel kali ini, kita akan melihat asal usul tradisi pembagian hadiah dalam perayaan natal, tipe hadiah yang dianjurkan, cara memberikan hadiah dan ide penerima hadiah tersebut. Semuanya dikupas dari firman Tuhan di dalam Alkitab.
Asal-Usul Pembagian Hadiah Natal
Hadiah Natal pertama yang pernah dicatat sejarah mungkin adalah persembahan para orang Majus dari Timur kepada Yesus sendiri.

Matius 2:11. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Hadiah orang-orang Majus: emas, kemenyan dan mur, adalah ekspresi pemujaan mereka terhadap Raja yang baru lahir. Namun, Kitab Suci tidak mengatakan apa yang terjadi dengan persembahan yang diberikan orang-orang bijak tersebut kepada Yesus. Beberapa orang mengira bahwa hadiah-hadiah yang mahal itu dapat memungkinkan keluarga Yesus untuk pergi ke Mesir.
Matius 2:13-15. Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: ”Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ”Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
Siapa yang Layak Menerima Hadiah Natal?
Tidak dapat disangkal, keluarga Yesus miskin dan hadiah yang mereka terima tersebut mungkin lebih banyak daripada kekayaan yang akan dilihat Yusuf dan Maria seumur hidup mereka. Status sosial keluarga Yesus dapat diamati dari jenis korban persembahan yang Yusuf dan Maria berikan kepada Allah ketika menyerahkan Yesus kepada Tuhan di Yerusalem.
Lukas 2:22-24. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ”Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Kisah kehidupan Yesus yang sederhana menyatakan janji Tuhan dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Dalam hal ini, persembahan orang-orang Majus yang merupakan orang-orang asing bagi keluarga Yesus mungkin telah membayar sebuah kehidupan baru di negeri asing.
Matius 6:19-21, 25, 26. ”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada…Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”
Cara Memberi Hadiah Natal
Para penggalang dana tahu bahwa orang-orang sering termotivasi untuk menyumbangkan uang dalam jumlah besar karena gengsi yang mereka terima sebagai imbalannya. Tetapi, Yesus mencela motivasi memberi yang demikian.
Dia lebih memilih janda yang memberi sedikit daripada orang kaya yang memberi dalam jumlah besar karena Yesus tahu bahwa di balik layar mereka sering mengabaikan "yang terpenting dalam hukum Taurat..., yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan" (Matius 23:23).
Markus 12:41-44. Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Dalam kisah ini, Yesus menyarankan bahwa cara yang baik untuk memastikan bahwa kita memberi dari motif yang benar adalah dengan memberi tanpa nama. Ketika sumber pemberian kita hanya diketahui oleh diri kita sendiri dan Tuhan, Yesus berjanji bahwa "Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu" (Matius 6:4).
Apakah sudah dapat ide mau memberi apa, kepada siapa dan dengan cara bagaimana dalam merenungkan kelahiran Yesus ke dunia? Memang tulisan ini tidak memberikan contoh produk atau kalangan penerima hadiah secara spefisik (karena memang tidak disponsori juga). Namun, kiranya tulisan ini telah mengingatkan kembali dan memberikan inspirasi dalam memaknai kehadiran Yesus Kristus dalam kehidupan kita.
Jadi, ketika Anda berencana untuk memberi hadiah Natal tahun ini, disarankan untuk memberikannya:
Sebagai ekspresi pemujaan kepada Sang Raja,
Kepada orang-orang yang berkekurangan,
Demi keadilan, belas kasihan dan kesetiaan,
Bukan demi gengsi, dan
Tanpa nama.
Di tengah situasi bangsa yang penuh keresahan, suara lagu rohani dapat menjadi penghiburan yang menenangkan jiwa. Setiap lirik menghadirkan damai sejahtera, menguatkan iman, dan memberi harapan baru saat hati dipenuhi rasa cemas. Lagu-lagu ini menjadi sahabat doa, penopang iman, dan sumber ketenangan di tengah gejolak yang membuat banyak orang lelah.
Pelajari 5 teladan doa dari Yesus yang memberi kuasa rohani, kebangunan iman, dan pengalaman doa yang mengubahkan hidup Anda.
Banyak orang merasa sudah merdeka karena tidak lagi dijajah secara fisik, namun nyatanya masih terikat oleh masalah ekonomi, keterbatasan pendidikan, luka batin, dosa, dan ketidakmampuan memaafkan. Mari renungkan 5 hal yang membuat kita belum merdeka dan temukan bagaimana Firman Tuhan dapat memerdekakan hidup Anda sepenuhnya.
Jangan tertipu oleh judi dan kekayaan instan. Temukan mukjizat sejati lewat hubungan pribadi dengan Tuhan dan hidup dalam kehendak-Nya. Baca selengkapnya di sini.
Temukan bagaimana kerendahan hati ala Yesus menuntun pada kepemimpinan yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan dalam dunia profesional. Pelajaran relevan untuk bisnis masa kini.
PHK massal bisa mengguncang hidup siapa saja dan membawa rasa cemas kehilangan arah serta ketakutan akan masa depan. Masa sulit ini bukan harus dilihat sebagai akhir melainkan sebagai awal untuk merenung memulihkan diri dan menemukan harapan yang lebih dalam. Dengan pendekatan praktis dan rohani tersedia langkah-langkah untuk bangkit secara emosional memperkuat mental serta membuka kembali makna hidup bersama Dia yang tidak pernah meninggalkan.
Hidup yang penuh ketidakpastian, namun janji Tuhan dalam Alkitab tetap setia dan tak berubah bagi umat-Nya. Temukan lima janji Tuhan bagi orang percaya yang menguatkan dalam setiap musim kehidupan. Renungan Kristen penuh pengharapan ini akan mengingatkan bahwa firman Tuhan selalu hidup dan menguatkan.
Samgar hanya muncul sekali dalam Alkitab, namun aksinya mengalahkan 600 musuh dengan tongkat penghalau lembu menjadikannya simbol keberanian dan iman. Temukan bagaimana kisah singkat ini membawa pelajaran hidup yang relevan bagi kita di tengah tantangan zaman sekarang.
Meningkatnya popularitas alpukat dalam gaya hidup sehat menciptakan peluang bisnis luas di sektor makanan, minuman, dan kosmetik alami. Kaya nutrisi dan manfaat, alpukat digunakan dalam berbagai produk inovatif. Tren ini juga mendorong praktik pertanian berkelanjutan dan pentingnya dukungan bagi petani lokal demi menjaga keberlanjutan industri alpukat di tengah tingginya permintaan global.
Di tengah tekanan hidup, krisis ekonomi, dan tantangan mental yang kian meningkat, banyak yang merasa kehilangan harapan. Namun, setiap ujian bukan akhir dari segalanya. Tuhan hadir, menopang kita dengan kasih dan kekuatan-Nya. Temukan makna dan pengharapan baru melalui rasa syukur, iman, dan pengandalan kepada Tuhan.