
Belajar dari Onesimus: Gagal Itu Bukan Akhir dari Segalanya
Kisah Onesimus dalam Alkitab adalah bukti bahwa kegagalan dan masa lalu yang kelam bukan akhir dari segalanya. Sekalipun pernah salah langkah, Tuhan tetap bisa mengubahkan hidup siapa saja yang mau bertobat dan kembali kepada-Nya. Dari budak pelarian menjadi saudara seiman, Onesimus menunjukkan bahwa tidak ada yang terlalu jauh untuk dijangkau oleh kasih Tuhan.
IndonesiaApr 18, 2025, 8:00 AM
Siapa Onesimus Itu?
Onesimus adalah seorang budak yang bekerja untuk Filemon, seorang Kristen yang dikenal oleh Rasul Paulus. Pada masa itu, sistem perbudakan adalah hal umum di Kekaisaran Romawi, dan budak dianggap sebagai properti, bukan manusia yang punya hak penuh.
Dari cerita yang tersirat dalam surat Filemon, kita tahu bahwa Onesimus melarikan diri dari rumah tuannya. Kemungkinan besar ia juga mencuri sesuatu saat kabur (Filemon 1:18 memberi petunjuk tentang ini). Pelariannya adalah tindakan serius yang bisa dihukum berat. Tapi justru pelarian itu membawanya ke jalan yang nggak disangka-sangka—bertemu Paulus, tokoh besar dalam penyebaran Injil.
Baca juga : Saat Kehilangan Mengajarkan Kita Tentang Cinta dan Harapan
Pertobatan dan Perubahan Hidup
Saat Paulus di penjara—kemungkinan di Roma—Onesimus entah bagaimana sampai ke sana dan bertemu dengannya. Di titik itulah hidup Onesimus mulai berubah. Di bawah pengaruh kasih Kristus dan bimbingan Paulus, Onesimus bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
Paulus nggak cuma menjadikan Onesimus sebagai pengikut Kristus, tapi juga sebagai teman sekerja. Dari yang dulunya kabur dan dianggap tidak berguna, Onesimus menjadi sosok yang sangat membantu dalam pelayanan Paulus.
Paulus bahkan menegaskan perubahan ini dalam suratnya: “dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna, baik bagimu maupun bagiku” (Filemon 1:11). Nama Onesimus yang berarti “berguna” akhirnya benar-benar terwujud dalam hidupnya.

Surat Paulus ke Filemon: Seruan Untuk Pengampunan
Surat kepada Filemon adalah salah satu surat terpendek dalam Perjanjian Baru, tapi punya kekuatan emosional yang luar biasa. Paulus menulisnya dengan nada sangat pribadi dan penuh kasih. Ia meminta Filemon untuk menerima kembali Onesimus, bukan sebagai budak, tapi sebagai saudara seiman.
Permohonan Paulus bukan sekadar soal “bebaskan dia”, tapi lebih dalam: ini adalah tentang mengubah relasi sosial dan spiritual. Dari hierarki budak–tuan, menjadi saudara seiman dalam Kristus. Paulus bahkan menawarkan diri untuk menanggung kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh Onesimus.
Ini adalah momen besar dalam sejarah gereja: pengakuan bahwa dalam Kristus, semua orang setara, terlepas dari status sosial mereka. Seperti yang Paulus tulis di surat lain, “tidak ada lagi orang Yunani atau Yahudi, budak atau orang merdeka” (Kolose 3:11).
Baca juga : Mengapa Diskusi Sekolah Sabat Penting untuk Pertumbuhan Rohani?
Akhir Kisah Onesimus dalam Alkitab
Setelah Paulus mengutus Onesimus kembali kepada Filemon, Alkitab tidak memberikan catatan lanjutan yang eksplisit mengenai nasib Onesimus. Kita tidak tahu secara pasti bagaimana Filemon merespons surat Paulus, atau bagaimana kehidupan Onesimus berkembang setelah ia kembali.
Namun, yang jelas, Paulus mengirimkan Onesimus bukan sebagai budak yang sama seperti sebelumnya, tetapi sebagai orang yang sudah diubahkan oleh kasih Kristus. Dalam suratnya, Paulus menekankan bahwa Onesimus sekarang adalah saudara seiman yang layak dihormati dan diterima kembali bukan dengan paksaan, tapi dengan kasih.
Ini menunjukkan kepercayaan besar yang Paulus berikan kepada Onesimus. Bahkan, ia menyebut Onesimus sebagai orang yang sangat berguna bagi dirinya dalam pelayanan Injil (Filemon 1:11-13).
Baca juga : Manfaat Mempelajari Tokoh Alkitab untuk Kehidupan Sehari-hari
Kisah Onesimus menunjukkan bahwa masa lalu kita tidak harus menentukan masa depan kita. Entah kita punya sejarah yang buruk, pilihan hidup yang keliru, atau masa lalu yang kelam—Tuhan tetap bisa pakai kita kalau kita mau berubah dan menyerahkan hidup kita pada-Nya.
Dalam dunia sekarang, mungkin kamu merasa sedang “melarikan diri”—entah dari tanggung jawab, rasa bersalah, atau luka masa lalu. Tapi sama seperti Onesimus, mungkin justru dalam pelarian itu kamu bisa bertemu dengan kasih Tuhan yang mengubahkan.
Jangan remehkan kekuatan pertobatan, kasih, dan komunitas yang menerima. Tuhan nggak cuma bisa memulihkan, tapi juga mengangkat kita ke tempat yang bahkan nggak pernah kita bayangkan.
Kalau kamu tipe yang lebih suka belajar lewat visual dan diskusi, ada video keren dari channel Faithbook yang bahas kisah Onesimus dengan menarik dan menyentuh
👇Klik untuk nonton:
Content blocked following your privacy preferences
This content is not being displayed in order to fullfil your privacy preferences (you didn't accept 'Tracking and performance cookies').
Do you want to see this anyways? You can change your preferences here:
📌 Jangan lupa like, comment, dan subscribe, karena channel ini penuh dengan konten Alkitab yang dalam tapi ringan buat dipahami.
Tujuh lagu rohani anak yang membantu menanamkan nilai iman dan kasih Tuhan sejak usia dini. Setiap lagu memiliki pesan rohani yang sederhana, mengajarkan anak-anak untuk percaya, bersyukur, dan hidup dekat dengan Yesus penuh sukacita. Melalui musik yang menyentuh hati, anak-anak belajar bahwa mereka dikasihi Tuhan dan dipanggil untuk hidup dalam terang-Nya setiap hari dengan hati yang penuh ucapan syukur dan damai.
Pelajari 10 sikap rohani yang benar saat membaca dan mempelajari Alkitab agar firman Tuhan berbicara nyata dalam hidup Anda. Temukan cara mendalami Kitab Suci dengan hati yang berdoa, rendah hati, dan penuh sukacita.
Di tengah tekanan dan penghancuran iman pada zaman ini, umat Tuhan dipanggil meneladani keberanian Yosua yang taat pada janji Allah. Iman yang teguh sanggup meruntuhkan setiap tembok kehidupan, meneguhkan hati yang lemah, dan membawa kemenangan rohani di tengah dunia yang gelap.
Pelajari 8 tips ampuh untuk memahami Alkitab dengan lebih mendalam dan mengalami pertumbuhan rohani sejati. Mulai dari menjadwalkan waktu khusus, mempersiapkan hati, berdoa meminta bimbingan Roh Kudus, hingga merenungkan dan menaati Firman Tuhan setiap hari. Dapatkan inspirasi praktis yang menolong Anda semakin dekat dengan Yesus dan hidup sesuai kehendak-Nya.
Di tengah persoalan bangsa yang penuh gejolak dengan ketidakpuasan rakyat yang tumpah di jalanan, politik yang penuh intrik, dan korupsi yang terus menggerogoti, masih ada alasan untuk percaya bahwa semua ’kan baik saja. Persatuan yang kokoh, harapan yang tidak padam, dan keteguhan yang berakar dalam hati rakyat adalah kekuatan yang akan menjaga bangsa ini tetap berdiri menuju masa depan yang lebih baik.
Menemukan damai sejati bukan berarti hidup tanpa ujian, melainkan hati yang tetap tenang meski keadaan tidak menentu. Tuhan mengingatkan bahwa setiap pergumulan adalah kesempatan untuk semakin dekat dengan-Nya. Dalam penyertaan-Nya, ada damai yang melampaui pengertian, memberi kekuatan baru untuk tetap melangkah dengan iman dan percaya bahwa kita tidak pernah berjalan sendirian.
Di tengah situasi bangsa yang penuh keresahan, suara lagu rohani dapat menjadi penghiburan yang menenangkan jiwa. Setiap lirik menghadirkan damai sejahtera, menguatkan iman, dan memberi harapan baru saat hati dipenuhi rasa cemas. Lagu-lagu ini menjadi sahabat doa, penopang iman, dan sumber ketenangan di tengah gejolak yang membuat banyak orang lelah.
Pelajari 5 teladan doa dari Yesus yang memberi kuasa rohani, kebangunan iman, dan pengalaman doa yang mengubahkan hidup Anda.
Banyak orang merasa sudah merdeka karena tidak lagi dijajah secara fisik, namun nyatanya masih terikat oleh masalah ekonomi, keterbatasan pendidikan, luka batin, dosa, dan ketidakmampuan memaafkan. Mari renungkan 5 hal yang membuat kita belum merdeka dan temukan bagaimana Firman Tuhan dapat memerdekakan hidup Anda sepenuhnya.
Jangan tertipu oleh judi dan kekayaan instan. Temukan mukjizat sejati lewat hubungan pribadi dengan Tuhan dan hidup dalam kehendak-Nya. Baca selengkapnya di sini.