
Di Usia ke-80, Alan Redfren Tidak Berhenti Melayani Departemen Audit Gereja
Akuntan sewaan berulang tahun, 27 tahun bekerja di divisi
Victor Hulbert, tedNewsFeb 19, 2017, 2:17 AM
Sementara banyak orang di Kerajaan Inggris mengeluh mengenai pemenrintah yang mendorong usia pensiun sampai 68 tahun, Alan Redfern yang berusia 80 tahun masih kuat sebagai asisten direktur Pelayanan Audit General Conference (GCAS) di Divisi Trans Eropa di St Alabsn, Inggris.
Redfern, yang mulai bekerja bagi GCAS sebagai rekan auditor pada tahun 1990, masih dapat dilihat menaiki tangga setiap pagi, dan sering didapati pada piano, memimpin kebaktian pagi. Sesosok pria yang sangat menghidupi imannya, ia juga merupakan penatua pertama dari GMAHK St Albans.
Dilahirkan di Manchester, Inggris, pada tanggal 7 Februari 1937, Redfern menjadi seorang akuntan sewaan (mirip dengan akuntan umum bersertifikat di Amerika Serikat) pada tahun 1960. Bahkan sebelum mengambil pekerjaan di gereja, ia dengan senang hati memberikan waktunya untuk mendukung misi ini. Sampai dengan tahun 2002, ia naik ke posisi asisten direktur, dan di tahun 2011, menjadi manajer wilayah senior GCAS.
Menikahi Joyce Redfern, istrinya selama 52 tahun, ia bersukacita dengan dua anak, Ian dan Kristina, bersama dengan enam cucu laki-laki. Dengan semuanya itu, ia masih memiliki waktu untuk belajar bahasa-bahasa baru, membaca, memainkan piano, dan meningkatkan apa yang anaknya, Ian, katakan sebagai, “pengetahuan ensiklopediknya yang luar biasa atas beberapa subyek.” Namanya berada pada urutan pertama untuk kuis atau permainan trivial!
Mengapa ia masih bekerja di usia ke-80? Ian mengatakan, “Saya rasa motivasi utamanya adalah menikmati pekerjaan dan menikmati membantu orang-orang.” Rekan-rekan kerjanya akan setuju. Pada kejutan perayaan staf TED, atasannya, Sandra Grice, berbicara mengenai “semangatnya” dan bagaimana “ia bersedia untuk belajar dan bertumbuh — dan berbagi ilmu dengan orang lain.”
Vera Gietzmann bekerja dengan Redfern di kantor GCAS. Ia mengatakan, “Ia adalah rekan kerja yang paling luar biasa yang pernah ia temui.” Ia memperhatikan kesabaran dan ketenangannya, “bahkan ketika ia harus menjelaskan sesuatu ke seribu kalinya!”
Walaupun Redfern cukup tua untuk mengingat bahwa ia mengembangkan program akuntingnya sendiri dalam DOS pada disket 10’’ di tahun 1970-an, ia masih cukup muda untuk bercanda mengenai masa depannya. Pada acara, dikelilingi oleh para staf yang ia anggap sebagai teman-teman, ia mengutip ayat ALkitab kesukaannya, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Korintus 2:9)
“Dengan janji itu,” katanya, “Saya sekarang siap untuk menghadapi 20 tahun ke depan.”
Penerjemah : Ivetta Inaray
Bagikan berita ini...
Pastor Roger Caderma kembali terpilih sebagai Presiden Divisi Asia-Pasifik Selatan (SSD) dalam Sidang Umum GC ke-62 pada 7 Juli 2025 di St. Louis, AS. Ia pertama kali menjabat pada 2022 dan dikenal atas dedikasinya sejak 1988 dalam berbagai peran pelayanan. Lulusan Mountain View College dan AIIAS, ia memimpin wilayah yang mencakup 11 negara termasuk Indonesia dan Filipina. Kepemimpinannya diapresiasi karena semangat penginjilan dan visi kuat, serta didukung penuh oleh Konferens Uni Filipina Tengah.
Tiga belas pemimpin divisi terpilih untuk periode 2025–2030 akan memimpin wilayah masing-masing dan menjabat sebagai wakil presiden General Conference. Dengan 1.720 suara setuju, mereka akan membina misi, penginjilan, pendidikan, dan pelayanan di berbagai kawasan dunia yang beragam.
Dalam pemungutan suara pada Sidang Umum GC ke-62 pada 6 Juli 2025 di St. Louis, Missouri, tujuh wakil presiden terpilih untuk masa jabatan 2025–2030 dengan hasil 1.798 suara setuju dan 92 menolak. Mereka adalah Thomas L. Lemon, Audrey E. Andersson, Pierre E. Omeler, Artur A. Stele, Saw Samuel, Leonard A. Johnson, dan Robert Osei-Bonsu. Para pemimpin ini akan mendukung koordinasi global dan mendorong misi Gereja dalam acara lima tahunan yang mempertemukan delegasi dari seluruh dunia.
J. Raymond Wahlen II ditunjuk sebagai wakil bendahara General Conference, didampingi enam bendahara asosiasi untuk mengelola keuangan gereja global dengan integritas dan mendukung misi di bidang penginjilan, pendidikan, kesehatan, media, dan kemanusiaan.
Gideon M. Mutero, terpilih sebagai associate treasurer Gereja Advent, kini menjabat sebagai kepala keuangan Hope Channel International dan pernah memimpin keuangan di berbagai tingkat gereja serta ADRA International. Ia bergelar Doktor Kepemimpinan dari Andrews University dan memandang keuangan sebagai panggilan rohani.
Dengan pengalaman lintas budaya dan pendidikan internasional, Saw Samuel terpilih sebagai wakil presiden umum setelah sebelumnya menjabat sekretaris asosiasi GC. Kepemimpinannya mencerminkan komitmen pada kesatuan gereja dan misi global, sebagai bagian dari keputusan Sidang Umum GC.
Richard E. McEdward Terpilih sebagai Sekretaris General Conference Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
Richard E. McEdward terpilih sebagai sekretaris Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dengan 1.630 suara setuju. Berpengalaman dalam misi dan kepemimpinan lintas budaya, ia akan mengoordinasikan operasional gereja global dan mendukung fungsi administratif, transisi kepemimpinan, serta kerja sama dengan departemen misi. Sebelumnya, ia memimpin MENAUM dan aktif dalam berbagai peran strategis pelayanan global.
Paul H. Douglas terpilih sebagai bendahara General Conference Gereja Advent pada 6 Juli 2025, dengan 1.851 suara setuju. Berpengalaman dalam kepemimpinan keuangan gereja, ia bertanggung jawab atas pengelolaan persepuluhan, audit, dan alokasi dana global untuk mendukung misi gereja. Douglas dikenal karena integritas dan kesetiaannya, serta aktif membina para pemimpin keuangan di seluruh dunia.
ARC Yogyakarta mengadakan sunatan bagi Nathanael Mario Haloho di Rumah Sunat Yogya bersama Jemaat Timoho, didampingi Maeni Kurniawan dan Pdt. Sutarji Matola. Kegiatan berjalan lancar sebagai bagian dari komitmen ARC melayani dalam semangat “Do More for Humanity.”
Erton Köhler, mantan pemimpin Divisi Amerika Selatan dan sekretaris eksekutif GC, terpilih sebagai Presiden GC dengan dukungan lebih dari 90%, menjadi presiden pertama asal Brasil. Ia dikenal dengan gaya kepemimpinan sentralistik dan penolakan terhadap budaya populer, namun juga menghadapi kritik atas penurunan keanggotaan muda dan isu pengelolaan gereja. Dalam sambutannya, ia mengajak gereja untuk maju bersama dalam kesatuan.